Kabupaten Malaka
berpartisipasi dalam Festival Budaya Kawasan Perbatasan 2015
Dalam
rangka memperingati 5 tahun berdirinya Badan Nasional Pengelola Perbatasan
(BNPP-RI) dan meningkatkan rasa cinta tanah air, wawasan serta jati diri
kebangsaan, BNNP gelar Festival Nusantara Kawasan Perbatasan Negara 2015 pada
tanggal 17 September 2015 bertempat di Gedung Pewayangan Pintu I TMII, Jakarta.
Kabupaten Malaka yang baru dimekarkan
sebagai Daerah Otonomi Baru yang terletak di kawasan perbatasan ikut
berpartisipasi dalam pergelaran festival tersebut. Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten
Malaka malakukan koordinasi dan kerjsama dengan beberapa sekolah dan sanggar
tari yang ada di Kabupaten Malaka guna mengikuti festival budaya tersebut. Pada tanggal 14 september 2015, bertempat di
aula Kantor Bupati Malaka, asisten Administrasi dan Pemerintahan Umum Drs. Zakarias Nahak melakukan pelepasan secara resmi para peserta festival dan para pendampingnya
guna mengikuti festival tersebut. Dalam festival tersebut, gabungan Sanggar tari Manukake Dari
SMA negeri Harekake dan sanggar tari Marlilu
dari SMA Sinar Pancasila membawakan sebuah tarian khas Kabupaten Malaka yang
berjudul “Benenain Funan Malaka”.
Secara
singkat tarian “Benenain
Funan Malaka” mengisahkan tentang Topografi
Nusa Tenggara Timur berbukit-bukit dengan dataran yang tersebar sporadis pada
luasan yang sempit. Pada umumnya pulau-pulau dominan permukaannya berbukit dan
bergunung. Dataran yang sempit memanjang pantai atau diapit oleh dataran tinggi
atau sungai. Luas lahan dengan kemiringan di atas 70% mencapai 50% luas
wilayah. Dengan wilayah yang didominasi gunung dan bukit dalam perkembangan
sejarah, gunung, bukit, dan sungai sangatlah penting. Gunung tidak saja
dianggap suci, tempat nenek moyang tinggal dan sungai yang berasal darinya,
juga diidentifikasi sebagai sumber kemakmuran. Sungai yang berkelok-kelok
mengitari dataran rendah, salah satunya adalah TALA BENENAIN di Dataran MALAKA.
Ada
kelompok yang dianggap sulung dan bungsu (Adik/Kakak) dan kelompok yang
dianggap wanita dan lelaki (Feto-Mane). Klasifikasi ini menyatakan, lelaki
(mane) mewakili klasifikasi atas/langit sedangkan wanita (feto) mewakili
klasifikasi bawah/bumi yang menyimpan sejuta kecantikan dan citarasa seni lewat
tarian Likurai. Selain itu wanita juga tak jarang diangkat sebagai “Putri yang
dipertuan agung”. Dalam sejarah tarian likurai funan malaka disebut tarian unik
dijagat ini, lantaran penari adalah sekaligus pemusik. Tarian ini menggambarkan
ihwal kekerabatan sekaligus nilai heroik yakni untuk menjemput pahlawan (meo)
dari medan pertempuran. Teriakan dan sorakan pahlawan (meo) yang adalah lelaki
membahana dan ditingkahi sorakan kegembiraan. Sementara itu wanita (feto)
meliukan tubuh sambil menabuh perkusi yang disebut Tihar, menghentak-hentakan
kaki mengitari bumi dimana kaki berpijak. Malaka yang hadir kini dan disini,
telah mekar semerbak bunga yang harum mewangi, seharum cendana di sudut-sudut
MALAKA.
Melalui
Pagelaran Budaya Nusantara Kawasan Perbatasan negara ini diharap sosial budaya
etnik perbatasan yang merupakan bagian vital dari isi Beranda Depan Negara
secara keseluruhan dapat dikenali dikenali, dikuatkan, dirawat, dipromosikan
dan dibela dengan dengan segala harganya dalam bingkai Ke-Nusa-Antara-an
(Nusantara) dan semangat Kebangsaan.
Selain
itu , pagelaran Festival Budaya Nusantara Kawasan Perbatasan Negara ini,
diharapkan bisa menjadi salah satu momen dan bukti otentik dari Pemerintah
peduli terhadap masyarakat di perbatasan. Festival Budaya Nusantara ini juga
merupakan sebuah event yang sangat penting bagi sebuah bangsa dimana masyarakat
perbatasan sebagai garda terdepan bangsa Indonesia memiliki keragaman budaya
yang khas, yang wajib dikenali, dikuatkan, dirawat, dipromosikan dan
dilestarikan serta menjadi perekat pemersatu bangsa dalam kerangka NKRI untuk
mendukung kedaulatan dan penguatan ketahanan perbatasan negara. Program ini
merupakan salah satu upaya pemerintah yang perlu di apresiasi oleh masyarakat
luas dan didukung keberlangsungannya oleh segenap komponen bangsa. (Freddy- Red**)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar